NPM : 18414803
Kelas : 2IB06
ASAS ASAS PENGETAHUAN LINGKUNGAN
A. Pengertian Ekologi dan Ilmu
Lingkungan Secara Umum
1) Ekologi
Secara bahasa, ekologi berasal dari bahasa
Yunani (Greek) yaitu oikos dan logos yang berarti rumah/habitat
dan ilmu. Ernst Haeckel merupakan orang pertama yang menggunakan istilah
ekologi. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal
balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan mahluk hidup dengan komponen
sekitarnya. Ekologi sebenarnya mempertanyakan tentang berbagai hal seperti:
a. Bagaimana alam bekerja
b. Bagaimana spesies beradaptasi dalam habitatnya
c. Apa yang diperlukan dari habitatnya untuk
melangsungkan kehidupan
d. Bagaimana mereka mencukupi materi dan energi
e. Bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies
lain
f. Bagaimana individu dalam spesies itu diatur
dan berfungsi sebagai populasi
Ekologi erat kaitannya dengan ekosistem. Oleh
karena itu pengertian ekologi dapat diartikan pula sebagai ilmu yang pembelajari
tentang ekosistem serta bagian bagiannya.
2) Ilmu
Lingkungan
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah
seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.
Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia
baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi
lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan
biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua
orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun
sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik
berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda
mati yang ada di sekitar. Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama
manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang
membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian
seseorang.
1) Ekologi
a. Menurut website carryinstitute.org, bahwa
pengertian ekologi adalah studi ilmiah tentang proses-proses yang mempengaruhi
distribusi dan kelimpahan organisme, interaksi yang ada pada organisme dan
interaksi antara organisme dan transformasi serta aliran energi dan materi.
b. Menurut Ernst Haeckel (1866), Peneliti asal
Jerman, bahwa pengertian ekologi adalah ilmu pengetahuan komprehensif tentang
hubungan organisme terhadap lingkungan
c. Menurut Charles Elton (1927), secara singkat
bahwa pengertian ekologi adalah sejarah alam yang bersifat
ilmiah “Scientific natural history”
d. Menurut E.P. Odum (1963) bahwa pengertian
ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan fungsi alam “The
study of the structure and function of nature”
e. Tahun 1972, Menurut C. J. Krebs, pengertian
ekologi adalah ilmu pengetahuan tentang interaksi yang menentukan distribusi
dan kelimpahan organisme.
2) Ilmu
Lingkungan
Pengertian dari Ilmu Lingkungan dapat
diperoleh dari beberapa sumber seperti yang tertera dibawah.
a. Iowa State University yang menyatakan bahwa
Environmental science is an interdisciplinary academic field that integrates
physical and biological sciences, (including but not limited to Ecology,
Physics, Chemistry, Biology, Soil Science, Geology, Atmospheric Science and
Geography) to the study of the environment, and the solution of environmental
problems. Environmental science provides an integrated, quantitative, and
interdisciplinary approach to the study of environmental systems (Anonim,
2011)
b. Ilmu lingkungan adalah ilmu yang mempelajari
tentang lingkungan hidup. Menurut Soerjani, dkk (2006), ilmu lingkungan adalah
penggabungan ekologi (manusia) yang dilandasi dengan kosmologi (tatanan alam)
yang mempunyai paradigma sebagai ilmu pengetahuan murni. Hakikat ilmu
pengetahuan pada dasarnya berkembang untuk mendasari, mewarnai serta sebagai
pedoman kearifan sikap dan perilaku manusia.
c. Ilmu Lingkungan adalah suatu studi yang
sistematis mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia yang pantas di
dalamnya. Ilmu lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas berbagai
ilmu yang bertujuan untuk mempelajari dan memecahkan masalah yang
menyangkut hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu lingkungan
merupakan penjabaran atau terapan dari ekologi.
C. Perbedaan
Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Perbedaan utama ilmu lingkungan dan ekologi
adalah dengan adanya misi untuk mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid),
baru, dan menyeluruh tentang alam sekitar, dan dampak perlakuan manusia
terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk menimbulkan kesadaran, penghargaan,
tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan hidup secara
menyeluruh. Timbulnya kesadaran lingkungan sudah dimulai sejak lama, contohnya
Plato pada 4 abad Sebelum Masehi telah mengamati kerusakan alam akibat perilaku
manusia. Pada zaman modern, terbitnya buku Silent Spring tahun 1962 mulai
menggugah kesadaran umat manusia.
Ilmu lingkungan merupakan bidang ilmu
interdisipliner yang merupakan integrasi ilmu fisik dan biologi (termasuk tapi
tidak dibatasi pada ekologi, fisika, kimia, biologi, ilmu tanah, geologi, ilmu
atmosfer dan geografi) untuk mempelajari tentang lingkungan dan solusi dari
masalah-masalah lingkungan. Ilmu lingkungan menyediakan pendekatan yang
terintegrasi, kuantitatif, dan interdisipliner untuk mempelajari sistem
lingkungan.
Ekologi adalah studi ilmiah
tentang distribusi kelimpahan hidup dan interaksi
antaraorganisme dan lingkungan alami mereka sedangkan ilmu
lingkungan adalah filosofi dangerakan sosial yang
luas berpusat pada kepedulian terhadap konservasi dan perbaikanlingkungan.
Ekologi dan ilmu
lingkungan merupakan disiplin ilmu terkait erat dan berhubungan
dengan prinsip-prinsip yang satu dengan yang lain dan hal
ini merupakan sesuatu yang penting untuk sepenuhnya
memahami satu dengan yang lain. Perbedaan utama
antaraekologi dan ilmu lingkungan yaitu ilmu lingkungan
merupakan bidang yang lebih menyeluruh yang menggabungkan banyak
unsur ilmu bumi dan kehidupan untuk
memahami berbagai proses alam.
D. Asas-Asas Pengetahuan Lingkungan
Asas di dalam suatu ilmu pada dasarnya
merupakan penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai
landasan untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang lebih spesifik.
Asas dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian metodologi
secara terus menerus dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh ilmuwan
secara meluas. Tetapi ada pula asas yang hanya diakui oleh segolongan ilmuwan
tertentu saja, karena asas ini hanya merupakan penyamarataan secara empiris
saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi yang lebih terbatas, sehingga
terkadang asas ini menjadi bahan pertentangan.
Namun demikian sebaliknya apabila suatu asas
sudah diuji berkali-kali dan hasilnya terus dapat dipertahankan, maka asas ini
dapat berubah statusnya menjadi hukum. Begitu pula apabila asas yang
mentah dan masih berupa dugaan ilmiah seorang peneliti, biasa
disebut hipotesis, Hipotesis ini dapat menjadi asas apabila diuji
secara terus menerus sehingga memperoleh kesimpulan adanya kebenaran yang dapat
diterapkan secara umum.
Untuk mendapatkan asas baru dengan cara
pengujian hipotesis ini disebut cara induksidan kebanyakan dipergunakan
dalam bidang-bidang biologi, kimia dan fisika. Asas baru juga dapat
diperoleh dengan carasimulasi komputer dan penggunaan model
matematika untuk mendapatkan semacam tiruan keadaan di alam (mimik).
Cara lain juga dapat diperoleh dengan metode perbandingan misalnya
dengan membandingkan antara daerah yang satu dengan yang lainnya. Cara-cara
untuk mendapatkan asas tersebut dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya.
Ada beberapa asas dalam pengetahuan lingkungan,
yaitu:
ASAS 1 menyatakan bahwa semua energi yang memasuki sebuah
organisme, populasi, atau ekosistem yang dianggap sebagai energi tersimpan atau
terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain, serta tidak
dapat hilang, dihancurkan, maupun diciptakan.
ASAS 2 menyatakan bahwa tidak ada sistem perubahan energi sangat
efisien. Misalnya pada Hukum Termodinamika II yaitu "Semua sistem biologi
kurang efisien, kecenderungan umum, energi berdegradasi ke dalam bentuk panas
yang tidak balik dan beradiasi menuju angkasa."
ASAS 3 menyatakan bahwa materi, energi, ruang, waktu dan
keanekaragaman, semuanya termasuk pada sumber alam.
ASAS 4 menyatakan bahwa semua kategori sumber alam, jika
pengadaannya telah maksimal, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan
penambahan sumber alam sampai ke tingkat maksimum.
ASAS 5 menyatakan bahwa terdapat dua jenis sumber alam, yaitu
sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang penggunaan, dan tidak mempunyai daya
rangsang penggunaan.
ASAS 6 menyatakan bahwa Individu dan spesies yang mempunyai lebih
banyak keturunan daripada saingannya, cenderung akan berhasil mengalahkan
saingannya tersebut.
ASAS 7 menyatakan bahwa kemantapan pada keanekaragaman suatu
komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang mudah diramal.
ASAS 8 menyatakan bahwa sebuah habitat dapat jenuh atau tidak
oleh keanekaragaman takson. Hal tersebut bergantung kepada bagaimana nicia
dalam lingkungan hidup dapat memisahkan takson.
ASAS 9 menyatakan bahwa keanekaragaman komunitas apa saja
sebanding dengan biomasa dibagi produktivitasnya. Terdapat hubungan antara
biomasa, aliran energi, dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
ASAS 10 menyatakan bahwa lingkungan yang stabil
perbandingan antara biomasa dengan produktivitas dalam perjalanan waktu naik
mencapai sebuah asimtot. Sistem biologi menjalani evoluasi yang mengarah pada
peningkatan efisiensi penggunaan energi pada lingkungan fisik yang stabil.
ASAS 11 menyatakan bahwa sistem yang telah mantap
mengeksploitasi sistem yang belum mantap. Contohnya seperti pada hama tikus,
serangga dari hutan rawa menyerang tanaman pertanian dilahan transmigran.
ASAS 12 menyatakan bahwa kesempurnaan adaptasi suatu
sifat atau tabiat tergantung kepada kepentingan relatifnya pada keadaan
lingkungan.
ASAS 13 menyatakan bahwa ingkungan yang secara fisik telah mantap
memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi pada ekosistem yang
mantap, serta kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh.
ASAS 14 menyatakan bahwa derajat pola keteraturan
naik-turunnya populasi tergantung kepada jumlah keturunan dalam sejarah
populasi sebelumnya yang akan mempengaruhi populasi tersebut.
Source:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar