Penguat Video IF
Penguat Video IF merupakan sebuah Band Pass Amplifier yang
berfungsi untuk mempekuat frekuensi menengah atau IF (Intermediate Frequency)
sinyal pembawa gambar yang berasal dari keluaran Tuner agar levelnya mencukupi
untuk dideteksi oleh bagian video detektor. Untuk sistim PAL BG seperti di
Indonesia spektrum frekuensi penguat video IF menggunakan center pada frekuensi
38.9 Mhz untuk IF sinyal pembawa gambar (video carrier) dan 33.4 Mhz untuk
sinyal IF pembawa suara (sound carrier).
Bagian penguat Video IF sangat penting karena menentukan
kualitas-kualitas, seperti :
a. Sensitivitas penerimaan
atau kemampuan menerima sinyal dari antena yang lemah tetapi tetap dapat
memberikan kualitas gambar yang bersih dari noise.
b. Selektivitas penerimaan atau kemampuan untuk memisahkan gangguan
dari chanel yang berdekatan
c. Kualitas gambar atau kemampuan untuk memberikan
detail (resolusi) gambar yang tajam.
Sistem Penerima (Receicer) Superheterodin
Penerima radio yang langsung memilih frekuensi yang diterima
antena, memperkuat sinyal yang diterima dan kemudian langsung dideteksi
dinamakan penerima “stright” atau penerima langsung. Sistem penerima seperti
ini mempunyai banyak kelemahan antara lain karena kurang sensitif dan tidak
selektif.
Sistem penerimaan yang dinamakan superheterodin diperkenalkan
oleh Edwin Armstrong pada tahun 1918 untuk memperbaiki cacat penerima stright,
dimana sistim ini hingga sekarang terus digunakan. Pada sistimsuperheterodin sinyal
yang diterima antena dirubah dahulu menjadi frekwensi IF (frekwensi menengah)
dengan menggunakan sirkit RF osilator dan mixer.
Besarnya frekuensi IF untuk penerima :
· AM receiver 455/450 Khz
· FM receiver 10.7 Mhz
· TV receiver ada beberapa sistem yaitu
38.0/38.9/45.75/Mhz. Televisi sistem PAL BG/DK menggunakan center frekuensi IF
38.9 Mhz.
· TV satelit receicer 70 Mhz
· Radar receiver 30 Mhz
· Komunikasi receiver dengan gelombang mikro
70/250 Mhz
Blok Diagram Tv
Bagian-bagian dari penguat video IF
a. Sirkit penyesuai impedansi input
b. Penguat pre-amp transistor
c. SAW filter
d. Penguat IF
e. AGC (Autimatic Gain Control)
f. AFT (Automatic Fine Tuning)
g. PLL atau VCO video detector
h. Noise inverter
i. Video Indentification
Fungsi Rangkaian AGC, AFT, AFC, ACC, ABL
- AGC (Automatic Gain Control)
Rangkaian AGC berfungsi mengatur penguatan pesawat secara
otomatis, sehingga dihasilkan output yang setabil, jika sinyal yang diterima
oleh antenna cukup kuat, maka AGC akan menurunkan tingkat penguatan RF Amp dan
IF Amp, begitu pula sebaliknya. Pengaturan AGC yang kurang tepat dapat
menghasilkan kualitas gambar yang kurang baik (fading), yaitu perubahan kuat
sinyal yang ditangkap oleh penerima.
- AFT (Automatic Fine Tune)
Dalam blok skema rangkaian televisi terdapat AFT (Automatic Fine
Tune), berfungsi untuk mengunci channel/gelombang yang tertala/tertangkap oleh
tuner. Pada tuner TV terdapat pin VT, yaitu pin yang berfungsi sebagai pin
masukan untuk tegangan kontrol tuning (untuk menggeser frekuensi
tuning/talaan). Juga terdapat pin AFT yang berfungsi untuk menggeser “sedikit”
(naik atau turun) terhadap frekuensi yang ditala oleh pin VT.
- AFC (Automatic Frequency Control)
Fungsi utama AFC adalah untuk menyetabilkan frekuensi osilasi
horisontal, karena sistemnya yang otomatis dan ‘terkunci/terkontrol’ tersebut
maka pulsa sampel dari output osilator lebih sering disebut sebagai sinyal AFC
(automatic frequency control) atau H SYNC.
Sinyal AFC pada perangkat TV umumnya mengambil/menyadap dari salah
satu sekunder FBT. Besar level pulsa harus tetap dijaga agar cukup untuk
‘memandu’ pelukisan gambar dan warna. Terganggunya pulsa AFC horisontal dapat
menyebabkan tidak terkuncinya osilator horisontal sehingga gambar tidak bisa
tercetak (ngolat-ngolet, karena kordinat titik gambar tidak diketahui), warna
tidak bisa ditampilkan, OSD tidak ada dan lain-lain.
- ACC (Automatic Color Control)
Rangkaian ACC digunakan untuk mengontrol sinyal warna agar tetap
konstan dengan cara mendeteksi amplitudo burs warna dengan detektor, dan
penguatan penguat bandpass dikontrol oleh tegangan searah yang berasal dari
detektor ACC tersebut.
- ABL (Automatic Brightnees Level)
Di dalam rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL
(Automatic Brightnees Level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi
untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang
disebabkan oleh kuat cahayapada layar kaca
Noise Inverter
Sirkit noise inverter dipasang sesudah sirkit video detektor.
Digunakan untuk menghilangkan gangguan noise frekuensi tinggi. yang ada pada
sinyal gambar (video).
Ada 2 macam gangguan frekwensi tinggi, yaitu
a. Black noise yaitu gangguan noise yang berupa
garis-garis pendek berwarna hitam.
b. White noise yaitu gangguan noise yang berupa garis-garis pendek
berwarna putih.
Dinamakan noise inverter, karena pada sirkit ini untuk
menghilangkan noise digunakan sebuah sirkit inverter. Suatu sirkit filter
frekuensi tinggi digunakan untuk menyaring agar hanya frekuensi tinggi yang
berisi noise saja yang dapat lewat. Kemudian frekuensi tinggi ini phasanya
dibalik 180 derajat. Sinyal frekuensi tinggi yang phasanya dibalik ini kemudian
dicampur (mixing) dengan sinyal video yang masih mengandung noise. Hasilnya
sinyal frekuensi tinggi yang phasenya dibalik akan saling menghilangkan dengan
noise frekuensi tinggi yang dibawa sinyal video, karena phasenya berlawanan.
Maka keluaran dari noise inverter akan merupakan sinyal video yang bebas dari
noise.
Video Indentifikasi (ID)
Istilah lainnya adalah SD (Sync Detect) atau HS (Hor Sync).
Merupakan sirkit yang akan meng-output-kan tegangan pulsa dc jika bagian
penguat video IF menerima siaran televisi. Sinyal ini sebenarnya merupakan
sinyal “sinkronisasi horisontal”.
Sinyal ini digunakan untuk membedakan antara sinyal televisi dari
gangguan sinyal lainnya yang mungkin diterima antena, misalnya harmonic
dari siaran amatir dan berfungsi untuk :
a) Sebagai
refernsi sinyal stop pada saat manual/auto search dengan sinyal tegangan AFT.
Pada saat manual/auto search pin-video indentifikasi akan berubah sesaat dari
nol menjadi “high” ketika pas terima siaran.
b) Sebagi kontrol sinyal video-mute (blue back).
Jika tidak terima siaran maka pin-video indentifikasi tegangannya nol. Tegangan
ini diiputlan ke mikrokontrol dan selanjutnya mikrokontrol akan melakukan
audio/video muting.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar