Rabu, 06 Januari 2016

INDUSTRI

INDUSTRI

A.  Masalah Lingkungan dalam Pembangunan Industri 
Kita sebagai salah satu makhluk hidup di dunia tidak akan bisa terpisah  dari lingkungan. Lingkungan ini banyak di manfaatkan oleh seluruh  makhluk hidup, salah satunya oleh manusia contohnya lingkungan di jadikan kerabat untuk melakukan  kegiatan pembangunanin dustri.
Namun, dibalik semua kegiatan pembangunan industri terdapat banyak  masalah yang harus di tindak lanjuti. Misalnya saja pencemaran lingk- ungan sebagai dampak dari proses pertambangan yang umumnya  disebabkan oleh bahan yang berupa bahan kimia, fisika dan biologi.  Pencemaran ini biasanya terjadi di dalam dan di luar pertambangan yang  dapat berbeda antara satu jenis pertambangan dengan jenis pertam- bangan lainnya. Contoh pertambangan minyak bumi yang mempunyai  aktivitas mulai dari eksplorasi, produksi, pemurnian, pengolahan,  pengangkutan dan penjualan yang tidak lepas dari berbagai bahaya.
Memang manusia memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap  lingkungannya, secara hayati ataupun kultural, misalnya manusia dapat  menggunakan air yang tercemar dengan rekayasa teknologi (daur ulang)  berupa salinisasi, bahkan produknya dapat menjadi komoditas ekonomi.  Tetapi untuk mendapatkan mutu lingkungan hidup yang baik, agar dapat  dimanfaatkan secara optimal maka manusia diharuskan untuk mampu  memperkecil resiko kerusakan lingkungan.
Dengan demikian, pengelolaan lingkungan dilakukan bertujuan agar  manusia tetap “survival”. Hakekatnya manusia telah “survival” sejak  awal peradaban hingga kini, tetapi peralihan dan revolusi besar yang  melanda umat manusia akibat kemajuan pembangunan, teknologi, iptek,  dan industri, serta revolusi sibernitika, menghantarkan manusia untuk  tetap mampu menggoreskan sejarah kehidupan, akibat relasi kemajuan  yang bersinggungan dengan lingkungan hidupnya. Karena jika tidak  mampu menghadapi berbagai tantangan yang muncul dari permasalahan  lingkungan, maka kemajuan yang telah dicapai terutama berkat ke- magnitude-an teknologi akan mengancam kelangsungan hidup manusia.
B.  Keracunan Bahan Logam/Metaloid PadaIndustrialisasi
Suatu bahan atau zat dinyatakan sebagai racun apabila zat tersebut  menyebabkan efek yang merugikan pada yang menggunakannya. Hal ini  dapat dilihat berdasarkan keterangan sebagai berikut. Pertama, suatu  bahan atau zat, termasuk obat, dapat dikatakan sebagai racun apabila  menyebabkan efek yang tidak seharusnya, misalnya pemakaian obat yang  melebihi dosis yang diperbolehkan. Kedua, suatu bahan atau zat,  walau- pun  secara ilmiah dikategorikan sebagai bahan beracun, tetapi  dapat  dianggap bukan racun bila konsentrasi bahan tersebut di dalam tubuh  belum mencapai batas atas kemampuan manusia untuk mentoleransi.  Ketiga, kerja obat yang tidak memiliki sangkut paut dengan indikasi obat  yang sesungguhnya dianggap sebagai kerja racun.
Bahan atau zat beracun pada umumnya dimasukkan sebagai bahan kimia  beracun, yaitu bahan kimia yang dalam jumlah kecil dapat menimbulkan  keracunan pada manusia atau makhluk hidup lainnya. Pada umumnya  bahan beracun, terutama yang berbentuk gas, masuk ke dalam tubuh  manusia melalui pernapasan dan kemudian beredar ke seluruh tubuh  atau menuju organ tubuh tertentu.
Bahan beracun tersebut dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu  seperti hati, paru-paru dan lainnya, tetapi zat beracun tersebut juga dapat  berakumulasi dalam tulang, darah, hati, ginjal atau cairan limfa dan  menghasilkan efek kesehatan dalam jangka panjang. Pengeluaran zat  beracun dari dalam tubuh dapat melalui urine, saluran pencernakan,  sel epitel dan keringat.
Racun-racun logam/metalloid beserta persenyawaan-persenyawaannya  yang  sering terjadi pada industrialisasi adalah  yang berasal dari  timah  hitam,air raksa, arsen, chromium, berrylium, cadmium, vanadium dan  fosfor.
Disamping  racun-racun tersebut diatas terdapat pula  bahan-bahan  logam/metalloid lainnya,  tetapi tidak begitu banyak  dipergunakan  dalam  perindustrian  dan tidak begitu beracun.  Seperti misalnya  perak  yang berhasil masuk tubuh bias menyebabkan argyria, tanpa menimbulkan gejala keracunanyang membahayakan kesehatan.
Beberapa  contoh keracunan logam/metalloid:
1.      Keracunan oleh timah hitam
Keracunan timah hitam ini terjadi dalam dua bentuk;
Keracunan oleh timah hitam dan persenyawaan-persenyawaan  anorganisnya, seperti “putih timah hitam”Keracunankarena pengolahan  persenyawaan-persenyawaan  organis hitam, seperti TEL(tetra-etli-timah)
2.      Keracunan air raksa (Hg)
Bentuk keracunan air raksa ini dapat terjadi:
Sebagai air raksa cair atau uapnya Sebagai akibat kontak  kulit dengan  persenyawaan Hg-fulmitat Sebagai perseyawaan air raksa
3.      Keracunan Arsen
Gejala yang timbul pada keracunan Arsen tidak sama, tergantung kepada  jenis persenyawaannya. Bila:
Menghisap atau kontak dengan debu persenyawaannya arsen anorganik  gejalanya setempat akibat terjadinya rangsangan pada kulit atau selaput  lendir Menghisap persenyawaan-persenyawaan arsen dan zat  cair bisa  mengakibatkan  hancurnya sel-sel  sehingga bias menimbulkan  kekurangan darah. Kontak dengan  persenyawaan-persenyawaan arsen  organic bisa  mengakibatkan local atau sistematik pada tubuh.

C.    KERACUNAN BAHAN ORGANIK DALAM INDUSTRIALISASI
     Kemajuan industri selain membawa dampak positif seperti  meningkatnya pendapatan masyarakat dan berkurangnya pemgangguran  juga mempunyai dampak negatif yang harus diperhatikan terutama  menjadi ancaman potensial terhadap lingkungan sekitarnya dan para  pekerja di industri.  Salah satu industri tersebut adalah industri bahan- bahan organik yaitu  metil alkohol, etil alkohol dan diol.
     Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia adalah aset penting dari  kegiatan industri, disamping modal dan peralatan. Oleh karena itu tenaga  kerja harus dilindungi dari bahaya-bahaya lingkungan  kerja yang  dapat  mengancam kesehatannya.

D.  PERLINDUNGAN MASYARAKAT SEKITAR PERUSAHAAN INDUSTRI
Masyarakat sekitar suatu perusahaan industri harus dilindungi dari pengaruh-pengaruh buruk yang mungkin  ditimbulkan oleh  industr-ialisasi dari kemungkinan  pengotoran udara, air, makanan,  tempat  sekitar dan lain sebagainya yang mungkin dapat tercemari oleh limbah perusahaan industri.
Semua perusahaan industri harus memperhatikan kemungkinan adanya  pencemaran lingkungan dimana segala macam hasil buangan sebelum  dibuang harus betul-betul bebas dari bahan yang bisa meracuni.
Untuk maksud tersebut, sebelum bahan-bahan tadi keluar dari suatu  industri harus diolah dahulu melalui proses pengolahan. Cara pengolahan  ini tergantung dari bahan apa yang dikeluarkan. Bila gas atau uap beracun  bisa dengan cara pembakaran atau dengan cara pencucian melalui perose s kimia sehingga uadara/uap yang keluar bebas dari bahan-bahan yang  berbahaya. Untuk udara atau air buangan yang mengandung partikel/ bahan-bahan beracun, bisa dengan cara pengendapan, penyaringan atau  secara reaksi kimia sehingga bahan yang keluar tersebut menjadi bebas  dari bahan-bahan yang berbahaya.

E.   ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN PERUSAHAAN INDUSTRI

      Analisa dampak lingkungan atau yang biasa disingkat AMDAL adalah  salah satu studi yang mengidentifikasi, mempredikasi, menginterpretasi  dan mengkomunikasi pengaruh dari suatu kegiatan manusia, khususnya  suatu proyek pembangunan fisik, terhadap lingkungan.
      Tujuan dilaksanakan AMDAL adalah untuk memperkecil pengaruh  negatif atau pengaruh positif dari kegiatan manusia terhadap lingkungan.
Dalam pelaksanaannya sebaiknya digunakan metodologi AMDAL yang  tepat. Pendekatan yang terlalu sulit atau terlalu sederhana sebaiknya  dihindarkan.

FAKTOR WAKTU DALAM AMDAL
Waktu yang diperlukan untuk penyusunan AMDAL sangat berbeda,  untuk proyek yang penting sering kali diperlukan data sekitar 2 – 3 tahun.  Sedangkan untuk penyusunan laporan biasanya memakan waktu  tergantung pada besar kecilnya proyek, dapat 18 – 24 bulan, tetapi dapat  juga pendek 3 – 6 bulan atau sangat panjang lebih dari 2 tahun.



PROSEDUR ADMINISTRATIF AMDAL
Kerangka administratif pelaksanaan AMDAL yang akan dijelaskan  adalah kerangka umum yang dapat dikembangkan dan diterapkan  menurut spesifikasi tata pengaturan setiap Negara. Prosedur tersebut  dapat digunakan dalam bentuk yang paling sederhana tetapi juga dapat  dikembangkan lebih luas.

PELAKU KEGIATAN AMDAL

      Para pelaku yang berperan dalam kegiatan AMDAL, yang terdiri dari  pengambil keputusan, penilai, pelaksana proyek, penelaan, instansi –  instansi pemerintah yang berkepentingan terhadap proyek, tim penasehat  ahli, masyarakat dan badan – badan internasional.

F.   PERTUMBUHAN EKONOMI DAN LINGKUNGAN HIDUP TERHADAP  PEMBANGUNAN INDUSTRI
Sebagaimana diarahkan dalam GBHN Tahun 1988, pembangunan industri  merupakan bagian dari pembangunan ekonomi jangka panjang untuk  mencapai stucture ekonomi yang semakin seimbang dari sektor industri  yang maju dan didukung oleh sektor pertanian yang tangguh. Selanjutnya  digariskan pula bahwa proses industrialisasi harus mampu mendorong  berkembangnya industri sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi,  pencipta lapangan kerja baru, sumber peningkatan ekspor dan pengh-ematan devisa, penunjang pembangunan daera, penunjang pembangunan  sektor-sektor lainnya sekaligus wahana pengembangan  dan penguasaan  teknologi.
Industrialisasi merupakan pilihan bagi bangsa Indonesia untuk mening-katkan kesejahteraan kehidupannya. Hal tersebut antara lain disebabkan  terbatasnya lahan pertanian. Industrialisasi merupakan suatu jawaban  terhindarnyan tekanan penduduk terhadap lahan pertanian. Yang perlu  mendapatkan perhatian ialah bahwa industri merupakan salah satu  sektor pembangunan yang sangat potensial untuk merusak dan  mencemari lingkunga . apabia hal ini tidak dapat perhatian serius maka  ada kesan bahwa antara industri dan lingkungan hidup tidak berjalan  seiring, dalam arti semakin maju industri maka semakin rusak lingkungan  hidup itu.
Industri yang menggunakan teknologi untuk meningkatkan taraf hidup  manusia akan memberikan dampak begatif pula berupa pencemaran dan  kerusakan lingkungan. Unsur – unsur pokok yang diperlukan untuk  kegiatan industri antara lain adalah sumber daya alam ( berupa bahan  baku, energi dan air), sumberdaya manusia ( berupa tenaga kerja peda  berbagai tingkatan pendidikan), serta peralatan.




Sumber:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar