INDUSTRI
A. Masalah Lingkungan dalam Pembangunan Industri
Kita sebagai salah satu makhluk hidup di dunia tidak akan bisa terpisah
dari lingkungan. Lingkungan ini banyak di manfaatkan oleh seluruh
makhluk hidup, salah satunya oleh manusia contohnya lingkungan di
jadikan kerabat untuk melakukan kegiatan pembangunanin dustri.
Namun, dibalik semua kegiatan pembangunan industri terdapat banyak
masalah yang harus di tindak lanjuti. Misalnya saja pencemaran lingk-
ungan sebagai dampak dari proses pertambangan yang umumnya
disebabkan oleh bahan yang berupa bahan kimia, fisika dan biologi.
Pencemaran ini biasanya terjadi di dalam dan di luar pertambangan yang
dapat berbeda antara satu jenis pertambangan dengan jenis pertam-
bangan lainnya. Contoh pertambangan minyak bumi yang mempunyai
aktivitas mulai dari eksplorasi, produksi, pemurnian, pengolahan,
pengangkutan dan penjualan yang tidak lepas dari berbagai bahaya.
Memang manusia memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap
lingkungannya, secara hayati ataupun kultural, misalnya manusia dapat
menggunakan air yang tercemar dengan rekayasa teknologi (daur ulang)
berupa salinisasi, bahkan produknya dapat menjadi komoditas ekonomi.
Tetapi untuk mendapatkan mutu lingkungan hidup yang baik, agar dapat
dimanfaatkan secara optimal maka manusia diharuskan untuk mampu
memperkecil resiko kerusakan lingkungan.
Dengan demikian, pengelolaan lingkungan dilakukan bertujuan agar
manusia tetap “survival”. Hakekatnya manusia telah “survival” sejak
awal peradaban hingga kini, tetapi peralihan dan revolusi besar yang
melanda umat manusia akibat kemajuan pembangunan, teknologi, iptek,
dan industri, serta revolusi sibernitika, menghantarkan manusia untuk
tetap mampu menggoreskan sejarah kehidupan, akibat relasi kemajuan
yang bersinggungan dengan lingkungan hidupnya. Karena jika tidak
mampu menghadapi berbagai tantangan yang muncul dari permasalahan
lingkungan, maka kemajuan yang telah dicapai terutama berkat ke-
magnitude-an teknologi akan mengancam kelangsungan hidup manusia.
B. Keracunan Bahan Logam/Metaloid Pada Industrialisasi
Suatu bahan atau zat dinyatakan sebagai racun apabila zat tersebut
menyebabkan efek yang merugikan pada yang menggunakannya. Hal ini
dapat dilihat berdasarkan keterangan sebagai berikut. Pertama, suatu
bahan atau zat, termasuk obat, dapat dikatakan sebagai racun apabila
menyebabkan efek yang tidak seharusnya, misalnya pemakaian obat yang
melebihi dosis yang diperbolehkan. Kedua, suatu bahan atau zat,
walau- pun
secara ilmiah dikategorikan sebagai bahan beracun, tetapi
dapat dianggap bukan racun bila konsentrasi bahan tersebut di dalam tubuh
belum mencapai batas atas kemampuan manusia untuk mentoleransi.
Ketiga, kerja obat yang tidak memiliki sangkut paut dengan indikasi obat
yang sesungguhnya dianggap sebagai kerja racun.
Bahan atau zat beracun pada umumnya dimasukkan sebagai bahan kimia
beracun, yaitu bahan kimia yang dalam jumlah kecil dapat menimbulkan
keracunan pada manusia atau makhluk hidup lainnya. Pada umumnya
bahan beracun, terutama yang berbentuk gas, masuk ke dalam tubuh
manusia melalui pernapasan dan kemudian beredar ke seluruh tubuh
atau menuju organ tubuh tertentu.
Bahan beracun tersebut dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu
seperti hati, paru-paru dan lainnya, tetapi zat beracun tersebut juga dapat
berakumulasi dalam tulang, darah, hati, ginjal atau cairan limfa dan
menghasilkan efek kesehatan dalam jangka panjang. Pengeluaran zat
beracun dari dalam tubuh dapat melalui urine, saluran pencernakan,
sel epitel dan keringat.
Racun-racun logam/metalloid beserta persenyawaan-persenyawaannya
yang sering terjadi pada industrialisasi adalah
yang berasal dari timah
hitam,air raksa, arsen, chromium, berrylium, cadmium, vanadium dan
fosfor.
Disamping racun-racun tersebut diatas terdapat pula bahan-bahan logam/metalloid lainnya, tetapi tidak begitu banyak dipergunakan dalam perindustrian dan tidak begitu beracun. Seperti misalnya perak yang berhasil masuk tubuh bias menyebabkan argyria, tanpa menimbulkan gejala keracunanyang membahayakan kesehatan.
Beberapa contoh keracunan logam/metalloid:
Disamping racun-racun tersebut diatas terdapat pula bahan-bahan logam/metalloid lainnya, tetapi tidak begitu banyak dipergunakan dalam perindustrian dan tidak begitu beracun. Seperti misalnya perak yang berhasil masuk tubuh bias menyebabkan argyria, tanpa menimbulkan gejala keracunanyang membahayakan kesehatan.
Beberapa contoh keracunan logam/metalloid:
1.
Keracunan oleh timah hitam
Keracunan timah hitam ini terjadi dalam dua bentuk;
Keracunan oleh timah hitam dan persenyawaan-persenyawaan anorganisnya, seperti “putih timah hitam”Keracunankarena pengolahan persenyawaan-persenyawaan organis hitam, seperti TEL(tetra-etli-timah)
Keracunan oleh timah hitam dan persenyawaan-persenyawaan anorganisnya, seperti “putih timah hitam”Keracunankarena pengolahan persenyawaan-persenyawaan organis hitam, seperti TEL(tetra-etli-timah)
2.
Keracunan air raksa (Hg)
Bentuk keracunan air raksa ini dapat terjadi:
Sebagai air raksa cair atau uapnya Sebagai akibat kontak kulit dengan persenyawaan Hg-fulmitat Sebagai perseyawaan air raksa
Sebagai air raksa cair atau uapnya Sebagai akibat kontak kulit dengan persenyawaan Hg-fulmitat Sebagai perseyawaan air raksa
3.
Keracunan Arsen
Gejala yang timbul pada keracunan Arsen tidak sama, tergantung kepada
jenis persenyawaannya. Bila:
Menghisap atau kontak dengan debu persenyawaannya arsen anorganik gejalanya setempat akibat terjadinya rangsangan pada kulit atau selaput lendir Menghisap persenyawaan-persenyawaan arsen dan zat cair bisa mengakibatkan hancurnya sel-sel sehingga bias menimbulkan kekurangan darah. Kontak dengan persenyawaan-persenyawaan arsen organic bisa mengakibatkan local atau sistematik pada tubuh.
Menghisap atau kontak dengan debu persenyawaannya arsen anorganik gejalanya setempat akibat terjadinya rangsangan pada kulit atau selaput lendir Menghisap persenyawaan-persenyawaan arsen dan zat cair bisa mengakibatkan hancurnya sel-sel sehingga bias menimbulkan kekurangan darah. Kontak dengan persenyawaan-persenyawaan arsen organic bisa mengakibatkan local atau sistematik pada tubuh.
C. KERACUNAN BAHAN ORGANIK DALAM INDUSTRIALISASI
Kemajuan industri selain membawa dampak positif seperti
meningkatnya pendapatan masyarakat dan berkurangnya pemgangguran
juga mempunyai dampak negatif yang harus diperhatikan terutama
menjadi ancaman potensial terhadap lingkungan sekitarnya dan para
pekerja di industri. Salah satu industri tersebut adalah industri bahan-
bahan organik yaitu metil alkohol, etil alkohol dan diol.
Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia adalah aset penting dari
kegiatan industri, disamping modal dan peralatan. Oleh karena itu tenaga
kerja harus dilindungi dari bahaya-bahaya lingkungan
kerja yang dapat mengancam kesehatannya.
D. PERLINDUNGAN MASYARAKAT SEKITAR PERUSAHAAN INDUSTRI
Masyarakat sekitar suatu perusahaan industri harus dilindungi dari
pengaruh-pengaruh buruk yang mungkin
ditimbulkan oleh industr-ialisasi dari kemungkinan
pengotoran udara, air, makanan, tempat
sekitar dan lain sebagainya yang mungkin dapat tercemari oleh limbah perusahaan industri.
Semua perusahaan industri harus memperhatikan kemungkinan adanya
pencemaran lingkungan dimana segala macam hasil buangan sebelum
dibuang harus betul-betul bebas dari bahan yang bisa meracuni.
Untuk maksud tersebut, sebelum bahan-bahan tadi keluar dari suatu
industri harus diolah dahulu melalui proses pengolahan. Cara pengolahan
ini tergantung dari bahan apa yang dikeluarkan. Bila gas atau uap beracun
bisa dengan cara pembakaran atau dengan cara pencucian melalui perose
s kimia sehingga uadara/uap yang keluar bebas dari bahan-bahan yang
berbahaya. Untuk udara atau air buangan yang mengandung partikel/
bahan-bahan beracun, bisa dengan cara pengendapan, penyaringan atau
secara reaksi kimia sehingga bahan yang keluar tersebut menjadi bebas
dari bahan-bahan yang berbahaya.
E. ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN PERUSAHAAN INDUSTRI
Analisa dampak lingkungan atau yang biasa disingkat AMDAL adalah
salah satu studi yang mengidentifikasi, mempredikasi, menginterpretasi
dan mengkomunikasi pengaruh dari suatu kegiatan manusia, khususnya
suatu proyek pembangunan fisik, terhadap lingkungan.
Tujuan dilaksanakan AMDAL adalah untuk memperkecil pengaruh
negatif atau pengaruh positif dari kegiatan manusia terhadap lingkungan.
Dalam pelaksanaannya sebaiknya digunakan metodologi AMDAL yang tepat. Pendekatan yang terlalu sulit atau terlalu sederhana sebaiknya dihindarkan.
Dalam pelaksanaannya sebaiknya digunakan metodologi AMDAL yang tepat. Pendekatan yang terlalu sulit atau terlalu sederhana sebaiknya dihindarkan.
FAKTOR WAKTU DALAM AMDAL
Waktu yang diperlukan untuk penyusunan AMDAL sangat berbeda, untuk proyek yang penting sering kali diperlukan data sekitar 2 – 3 tahun. Sedangkan untuk penyusunan laporan biasanya memakan waktu tergantung pada besar kecilnya proyek, dapat 18 – 24 bulan, tetapi dapat juga pendek 3 – 6 bulan atau sangat panjang lebih dari 2 tahun.
Waktu yang diperlukan untuk penyusunan AMDAL sangat berbeda, untuk proyek yang penting sering kali diperlukan data sekitar 2 – 3 tahun. Sedangkan untuk penyusunan laporan biasanya memakan waktu tergantung pada besar kecilnya proyek, dapat 18 – 24 bulan, tetapi dapat juga pendek 3 – 6 bulan atau sangat panjang lebih dari 2 tahun.
PROSEDUR ADMINISTRATIF AMDAL
Kerangka administratif pelaksanaan AMDAL yang akan dijelaskan adalah kerangka umum yang dapat dikembangkan dan diterapkan menurut spesifikasi tata pengaturan setiap Negara. Prosedur tersebut dapat digunakan dalam bentuk yang paling sederhana tetapi juga dapat dikembangkan lebih luas.
Kerangka administratif pelaksanaan AMDAL yang akan dijelaskan adalah kerangka umum yang dapat dikembangkan dan diterapkan menurut spesifikasi tata pengaturan setiap Negara. Prosedur tersebut dapat digunakan dalam bentuk yang paling sederhana tetapi juga dapat dikembangkan lebih luas.
PELAKU KEGIATAN AMDAL
Para pelaku yang berperan dalam kegiatan AMDAL, yang terdiri dari
pengambil keputusan, penilai, pelaksana proyek, penelaan, instansi –
instansi pemerintah yang berkepentingan terhadap proyek, tim penasehat
ahli, masyarakat dan badan – badan internasional.
F. PERTUMBUHAN EKONOMI DAN LINGKUNGAN HIDUP TERHADAP
PEMBANGUNAN INDUSTRI
Sebagaimana diarahkan dalam GBHN Tahun 1988, pembangunan industri
merupakan bagian dari pembangunan ekonomi jangka panjang untuk
mencapai stucture ekonomi yang semakin seimbang dari sektor industri
yang maju dan didukung oleh sektor pertanian yang tangguh. Selanjutnya
digariskan pula bahwa proses industrialisasi harus mampu mendorong
berkembangnya industri sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi,
pencipta lapangan kerja baru, sumber peningkatan ekspor dan pengh-ematan devisa, penunjang pembangunan daera, penunjang pembangunan
sektor-sektor lainnya sekaligus wahana pengembangan
dan penguasaan teknologi.
Industrialisasi merupakan pilihan bagi bangsa Indonesia untuk mening-katkan kesejahteraan kehidupannya. Hal tersebut antara lain disebabkan
terbatasnya lahan pertanian. Industrialisasi merupakan suatu jawaban
terhindarnyan tekanan penduduk terhadap lahan pertanian. Yang perlu
mendapatkan perhatian ialah bahwa industri merupakan salah satu
sektor pembangunan yang sangat potensial untuk merusak dan
mencemari lingkunga . apabia hal ini tidak dapat perhatian serius maka
ada kesan bahwa antara industri dan lingkungan hidup tidak berjalan
seiring, dalam arti semakin maju industri maka semakin rusak lingkungan
hidup itu.
Industri yang menggunakan teknologi untuk meningkatkan taraf hidup
manusia akan memberikan dampak begatif pula berupa pencemaran dan
kerusakan lingkungan. Unsur – unsur pokok yang diperlukan untuk
kegiatan industri antara lain adalah sumber daya alam ( berupa bahan
baku, energi dan air), sumberdaya manusia ( berupa tenaga kerja peda
berbagai tingkatan pendidikan), serta peralatan.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar